Diujung jalan sana terlihat seorang gadis kecil manis menjualkan selembar demi lembar koran, mobil demi mobil dia kunjungi supaya ada seorang yang mau kertas yang dianggap tidak ada harganya sama sekali.
seribu demi seribu, receh demi receh uang yang didapatkan si gadis kecil itu untuk membeli sebungkus nasi, buat keluarganya dan dirinya. Demi supaya tidak putus sekolah gadis kecil manis itu rela sepulang dari sekolah mencari selembar uang buat bayaran sekolahnya. Ya, Allah !!! dia selalu mengucapkan kata-kata itu. untuk Anak seusianya yang seharusnya senang bermain dengann teman sebaya nya, yang seharusnya mendapatkan kasih syang dari kedua orangtuanya dan seharunya si gadis kecil manis itu dibelikan banyak permainan tapi dia tidak dia berusaha untuk hidup dimasa depan, dia berusaha untuk membahagiakan kedua orangtuanya.ya, Allah Tuhan melihatnya mendengar suaranya rasa sangatlag tak tega. Dia hanyalah seorang gadis kecil yang manis Tuhan masih adakah yang peduli dengan kehidupan dan penderitaan anak seusia dia ya, Tuhan. Tuhan saya yakin Tuhan juga menangis melihat anak-Mu menderita, ya Tuhan dia ingin tetap sekolah dia ingin dilahirkan dengan keluarga yang bisa memberikan pendidikan dan kasih sayang, tapi Tuhan dia tidak pernah menyesal dengan keadaan dia yang sekarang karena itu membuatnya bahagia.
Tidak dipungkiri lagi wajahnya yang selalu terliahat tersenyum menandakan di sangatlah ikhlas.
saya lupa gadis kecil nan manis tersebut bernama Tari sesuai dengan namanya yang manis sekali.
Sepulang sekolah tak lupa gadis manis itu seperti biasa berjualan koran di jalan-jalan, mukanya yang dekil tak bisa menutupi wajahnya yang manis. "Ade sayang, jika lah aku bisa membantu mu akan ku bantu kamu, jika kau ingin menangis, menangis lah sayang"!!, hatiku yang selalu merintih setiap melihatnya. Mempunayai impian untuk mendapatkan kebahagian, untuk mendapatkan kasih sayang, itu belum dia rasakan, hanya berdoa kepada Allah yang selalu dia katakan. Melihatnya setiap hari membuat aku ingin sekali membantunya, ingin sekali memberikannya kebahagian tersebut. Mungkinkah ya, Allah ada seorang Dermawan yang mau membantu kehidupannya dan teman-temannya yang senasib dengannya, Mungkinkah mereka semua yang bermobil mewah, yang rumahnya mewah pedulikah pada nasibnya ya, Tuhan !! Mereka semua hanya memikirkan pribadinya sendiri, berlomba-lomba mempunyai mobil mewah lah, harta yang banyak lah, rumah mewah lah apalah itu semuanya, yang ada uang di hamburkan hanya untuk berfoya-foya "Hai, Tuan berdasi cobalah kalian tengok kebawah anda, masih banyak yang mengiginkan harta anda masih banyak ya, Tuan berdasi yang ingin besekolah seperti anak-anak anda.
Ya Allah,"MUNGKINKAH AKU BISA MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA AKU, BISA KAH AKU BERSEKOLAH DENGAN HASIL UANG YANG HALAL, YA ALLAH APAKAH AKU BISA SEPERTI MEREKA YANG PUNYA TEMAN TANPA MEMBEDAKAN AKU MISKIN ATAU TIDAK, YA ALLAH BISA KAH AKU SEPERTI MEREKA YANG MENDAPAT KASIH SAYANG ORANG TUA DAN MENDAPAKAN BANYK BONEKA YANG IBELIKAN ORANG TUA PADA SAAT AKU JUARA KELAS DISEKOLAH". Satu dari jutaan anak yang kurang beruntang diluar sana membantu mencari nafkah orangtua karena mereka tau kalau orantuanya tidak bisa memberikan apa yang mereka mau, sekalinya membaca pada saat ada banyak buku yang dibuah ditumpukan sampah, baca, baca, dan baca itulah yang kupelajari dari buku yang usang yang bagi mereka buku itu tidaklah ada arti apa-apa, karena buku untuk mereka bisa dibeli kapan pun mereka mau, tapi bagi mereka, sebagai sebuah Harta yang sangatlah berharga untuk merubah masa depan mereka. Lihatlah kebawah wahai Bapak-Bapak yang bijaksana, lihat lah, lihat lah mereka yang dipingiran jalan, yang sedang menepukkan tangannya, yang sedang mengeluarkan suara mereka, yang mereka tahu suaranya tidak begitu bagus, yang terpenting hanya mendapat belas kasihan dari kalian semua.
Hari ini cuaca begitu panas, itu yang diucapkan gandis mungil kecil yang sedang berada dijalanan untuk mencari sesuap nasi untuk keluarganya !!. "Aku ingin seperti mereka, aku ingin dimanja disaat saat aku beranjak dewasa, tapi itu tidak mungkin karena orang tua ku tidak punya apa-apa selain menyeruhku untuk mencari nafkah buat keluarga.
Tariiiiiiiiiii....!!! "Temen sebaya Tari yang nasib jauh lebih baik dibanding Tarii ". Heii Rara, kamu ngapain disini ??? Disini banyak debu , entar kamu dimarahin orang tuamu!!!. Enggak Tari aku disini ingin temenin kamu bekerja. ahhhhh JANGAN, ucap gadis kecil yang bernama Tari ! Lohh kenapa Tari, aku ini teman mu !!.
Keesokan harinya Tari beraktivitas sebagai pengamen jalanan dan menjajahkan koran demi Rupiah yang ingin dia dapatkan untuk membantu kedua orangtuanya, pada saat dia melantunkan sebuah lagu pada salah satu mobil mewah yang sedang berhenti dikarenakan lampu merah ibu kota Jakarta. "Buka hatimu, bukalah sedikit untukku sehingga diriku bisa memilikimu", yang pada saat itu lagu itu sedang buming -bumingnya di tanah Ibu kota. Terdengar suara dibalik kaca jendela dari mobil mewah itu !! hey kamu ( dengan nada yang sanagt kasar atau bisa dibilang membentak untuk seumuran tujuh tahun) !! JANGAN KAMU DEKAT-DEKAT MOBIL SAYA, NTAR LECET !!!???... Kalian tau siapakah yang membentak dengan nada sekasar itu seorang lelaki tua yang berumur seperti ayah Tari.
Tari langsung tersentak kaget dan secara cepat gadis mungil itu mengeluarkan air mata yang tak terkira sedihnya, duduk termenung dibawah jembatan yang panas karena cuaca pada saat itu memang panas dan berdebu ???? Mengingat kejadian tadi semakin membuat gadis kecil itu bangkit dari penghinaan yang selalu mereka tumpahkan pada dirinya, kalian tau apa ada pejabat yang iklhas membantu orang-orang yang senasib dengan gadis kecil itu !!! jawabnya mungkin tidak, mungkin sekalinya ada hanya ada stasiun televisi yang sedang meliputnya untuk memberikan kesan sosial dan terlihat peduli pada rakyatnya ternyata itu bukan dari hati mereka hanya karena ingin sesuatu. Apa mungkin jika jadi pemimpin mereka bisa peduli sama rakyat bawahnya, sepertinya tidak itu semuanya hanya janji khayalan ?? pikiran itu yang selalu ada dipikiran gadis kecil tersebut.
Disekolah Tari sedang ada Ulangan semester, dan sudah pasti Tari yang akan menjadi juara kelas. Dengan penuh keterbatasan biaya gadis kecil ini sangat terlihat semangat mengerjakannya, karena dia harus tetap bersekolah untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Dari hasil mengamennya lah Tari bisa membayar sekolahnya gadis kecil ini tidak mau merepotkan kedua orangtuanya, dia berpikir akan kah bisa dia melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi seperti anak-anak yang lain atau temen-temen sebaya Tari.
Waktu terus berlalu dengan berjalannya waktu yang begitu panjang untuk seorang anak kecil yang sekrang sudah mulai tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik, ya begitu keadaanya masih sama seperti dulu ketika dia duduk di bangku SD, Tari masuk ke sekolah dengan Beasiswa yg dia dapat dibilangan sekolah di jakarta walupun bukan sekolah elit tapi Tari tetap bersyukur bisa bersekolah. Sampai dia lulus dari SMA dengan hasil jerih payah nya kerja untuk membiyakan sekolahnya gadis cantik ini saatnya melewati hidup yang panjang dan penuh persaingan. Dia sekarang sudah bekerja disuatu perusahaan Travel yang masih terbilang belum lah cukup sukses walau begitu Tari tidak pernah mengeluh yang terpenting baginya untuk membuat kedua orangtuanya bangga kepadanya , ya bagaimana tidak masa kanak-kanak y terenggut oleh ketidakpunyanya harta yang banyak sehingga masa kecilnya harus berjuang untuk bekerja agar sekolahnya tidak terlantarkan oleh keadaan. Tari bekerja sebagai administrasi di perusahaan travel tersebut karena kemampuannya dari kecil berhitung cepat dan cerdas mmebuat kerjaan Tari merasa ringan. Suatu ketika
Ya Allah,"MUNGKINKAH AKU BISA MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA AKU, BISA KAH AKU BERSEKOLAH DENGAN HASIL UANG YANG HALAL, YA ALLAH APAKAH AKU BISA SEPERTI MEREKA YANG PUNYA TEMAN TANPA MEMBEDAKAN AKU MISKIN ATAU TIDAK, YA ALLAH BISA KAH AKU SEPERTI MEREKA YANG MENDAPAT KASIH SAYANG ORANG TUA DAN MENDAPAKAN BANYK BONEKA YANG IBELIKAN ORANG TUA PADA SAAT AKU JUARA KELAS DISEKOLAH". Satu dari jutaan anak yang kurang beruntang diluar sana membantu mencari nafkah orangtua karena mereka tau kalau orantuanya tidak bisa memberikan apa yang mereka mau, sekalinya membaca pada saat ada banyak buku yang dibuah ditumpukan sampah, baca, baca, dan baca itulah yang kupelajari dari buku yang usang yang bagi mereka buku itu tidaklah ada arti apa-apa, karena buku untuk mereka bisa dibeli kapan pun mereka mau, tapi bagi mereka, sebagai sebuah Harta yang sangatlah berharga untuk merubah masa depan mereka. Lihatlah kebawah wahai Bapak-Bapak yang bijaksana, lihat lah, lihat lah mereka yang dipingiran jalan, yang sedang menepukkan tangannya, yang sedang mengeluarkan suara mereka, yang mereka tahu suaranya tidak begitu bagus, yang terpenting hanya mendapat belas kasihan dari kalian semua.
Hari ini cuaca begitu panas, itu yang diucapkan gandis mungil kecil yang sedang berada dijalanan untuk mencari sesuap nasi untuk keluarganya !!. "Aku ingin seperti mereka, aku ingin dimanja disaat saat aku beranjak dewasa, tapi itu tidak mungkin karena orang tua ku tidak punya apa-apa selain menyeruhku untuk mencari nafkah buat keluarga.
Tariiiiiiiiiii....!!! "Temen sebaya Tari yang nasib jauh lebih baik dibanding Tarii ". Heii Rara, kamu ngapain disini ??? Disini banyak debu , entar kamu dimarahin orang tuamu!!!. Enggak Tari aku disini ingin temenin kamu bekerja. ahhhhh JANGAN, ucap gadis kecil yang bernama Tari ! Lohh kenapa Tari, aku ini teman mu !!.
Keesokan harinya Tari beraktivitas sebagai pengamen jalanan dan menjajahkan koran demi Rupiah yang ingin dia dapatkan untuk membantu kedua orangtuanya, pada saat dia melantunkan sebuah lagu pada salah satu mobil mewah yang sedang berhenti dikarenakan lampu merah ibu kota Jakarta. "Buka hatimu, bukalah sedikit untukku sehingga diriku bisa memilikimu", yang pada saat itu lagu itu sedang buming -bumingnya di tanah Ibu kota. Terdengar suara dibalik kaca jendela dari mobil mewah itu !! hey kamu ( dengan nada yang sanagt kasar atau bisa dibilang membentak untuk seumuran tujuh tahun) !! JANGAN KAMU DEKAT-DEKAT MOBIL SAYA, NTAR LECET !!!???... Kalian tau siapakah yang membentak dengan nada sekasar itu seorang lelaki tua yang berumur seperti ayah Tari.
Tari langsung tersentak kaget dan secara cepat gadis mungil itu mengeluarkan air mata yang tak terkira sedihnya, duduk termenung dibawah jembatan yang panas karena cuaca pada saat itu memang panas dan berdebu ???? Mengingat kejadian tadi semakin membuat gadis kecil itu bangkit dari penghinaan yang selalu mereka tumpahkan pada dirinya, kalian tau apa ada pejabat yang iklhas membantu orang-orang yang senasib dengan gadis kecil itu !!! jawabnya mungkin tidak, mungkin sekalinya ada hanya ada stasiun televisi yang sedang meliputnya untuk memberikan kesan sosial dan terlihat peduli pada rakyatnya ternyata itu bukan dari hati mereka hanya karena ingin sesuatu. Apa mungkin jika jadi pemimpin mereka bisa peduli sama rakyat bawahnya, sepertinya tidak itu semuanya hanya janji khayalan ?? pikiran itu yang selalu ada dipikiran gadis kecil tersebut.
Disekolah Tari sedang ada Ulangan semester, dan sudah pasti Tari yang akan menjadi juara kelas. Dengan penuh keterbatasan biaya gadis kecil ini sangat terlihat semangat mengerjakannya, karena dia harus tetap bersekolah untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Dari hasil mengamennya lah Tari bisa membayar sekolahnya gadis kecil ini tidak mau merepotkan kedua orangtuanya, dia berpikir akan kah bisa dia melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi seperti anak-anak yang lain atau temen-temen sebaya Tari.
Waktu terus berlalu dengan berjalannya waktu yang begitu panjang untuk seorang anak kecil yang sekrang sudah mulai tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik, ya begitu keadaanya masih sama seperti dulu ketika dia duduk di bangku SD, Tari masuk ke sekolah dengan Beasiswa yg dia dapat dibilangan sekolah di jakarta walupun bukan sekolah elit tapi Tari tetap bersyukur bisa bersekolah. Sampai dia lulus dari SMA dengan hasil jerih payah nya kerja untuk membiyakan sekolahnya gadis cantik ini saatnya melewati hidup yang panjang dan penuh persaingan. Dia sekarang sudah bekerja disuatu perusahaan Travel yang masih terbilang belum lah cukup sukses walau begitu Tari tidak pernah mengeluh yang terpenting baginya untuk membuat kedua orangtuanya bangga kepadanya , ya bagaimana tidak masa kanak-kanak y terenggut oleh ketidakpunyanya harta yang banyak sehingga masa kecilnya harus berjuang untuk bekerja agar sekolahnya tidak terlantarkan oleh keadaan. Tari bekerja sebagai administrasi di perusahaan travel tersebut karena kemampuannya dari kecil berhitung cepat dan cerdas mmebuat kerjaan Tari merasa ringan. Suatu ketika
masih berlanjut ya !!!